Lawar Pakis dan Ikan Asin Istimewa

Oleh Muhammad Ulil Ahsan

Ilustrasi oleh Shilfina Putri

Sebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di Kota Makassar, saya memilih untuk segera pulang ke kampung halaman. Sebelumnya, saya menghabiskan masa swakarantina di kos-kosan yang berada tepat di seberang rumah sakit pusat rujukan covid-19 di jantung ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Sebulan mendekam dengan aktivitas monoton setiap hari sungguh membosankan. Termasuk rutinitas membeli makanan secara daring maupun ke warung yang itu-itu saja di sekitar kosan. 

Pada hari kesepuluh saya di rumah, Ibu menyajikan menu istimewa: lawar pakis dan ikan asin. Lawar pakis adalah sayuran pakis yang dipadu dengan ikan mentah dan kelapa sangrai. Makanan ini berasal dari kampung halaman ibu saya di daerah Luwu. Ikan asin tak kalah nikmat. Ia disajikan dengan digoreng, lalu digeprek dengan sambal pedas dan jeruk nipis. Yang menjadikan ikan asin ini spesial adalah siraman minyak kelapa segar di atasnya. Ditengarai, gaya pengolahan lauk satu ini berasal dari wilayah sekitar Danau Tempe kampung halaman ayah saya. Paduan dua gaya masak yang berbeda (dimasak dan dibakar/goreng) dalam satu sajian makan malam ini menjadikan suasana swakarantina di rumah menjadi sangat bernilai. Makanan ini banyak ditemukan di tanah Bugis, tetapi konsep dasar penyajiannya bisa ditemukan di banyak tempat dan bisa diduplikasi sebagai menu sehat kaya protein dan vitamin di rumah. Berikut resep dan cara pengolahannya.

Bahan yang diperlukan:

Lawar Pakis:

  • Sayur pakis
  • 1 mangkok kecil ikan teri segar 
  • 3 butir jeruk nipis  
  • 3 sendok makan cuka 
  • Kelapa sangrai
  • Garam secukupnya

Ikan Asin Istimewa:

  • Ikan ukuran sedang (jenis sesuai selera)
  • Minyak goreng
  • 3 sendok makan garam dapur
  • Minyak kelapa (direkomendasikan yang segar)
  • Cabai rawit
  • Jeruk nipis

Cara membuat:

Lawar Pakis

  • Masak sayur pakis dengan air mendidih hingga layu (2–3 menit). Setelah itu pisahkan dari air rebusannya.
  • Siapkan ikan teri mentah, tambahkan dengan perasan jeruk nipis dan cuka. Rendam sebentar (10 menit) lalu diaduk, diremas-remas, dan diperas.
  • Masukkan sayur, ikan teri, dan kelapa sangrai ke dalam wadah lalu diaduk hingga merata.
  • Lawar pakis siap disajikan.

Ikan Asin Istimewa

  • Siapkan ikan segar ukuran sedang (ikan bandeng atau ikan lainnya), pisahkan isi perut dan siripnya. Belah menjadi dua bagian menjadi lapisan yang lebar.
  • Rendam ikan di dalam larutan garam dan diamkan selama kurang lebih 30–45 menit.
  • Tiriskan ikan dan jemur di bawah terik matahari selama kurang lebih 6–8 jam.
  • Goreng ikan yang telah dijemur tadi hingga berwarna keemasan lalu tiriskan.
  • Tambahkan ulek cabai rawit dan perasan jeruk nipis secara merata di permukaan ikan.
  • Tuangkan 3–5 sendok makan minyak kelapa segar di atas ikan.
  • Ikan asin minyak kelapa siap disajikan.

Selama masa swakarantina di perantauan, makan seakan hanya menjadi rutinitas semata. Dalam seminggu saya hanya mengonsumsi dua atau tiga jenis hidangan saja, berulang-ulang, hingga lidah terasa mati rasa (rasa dalam arti yang sebenarnya). Menyantap menu di rumah, termasuk menu Lawar Pakis dan Ikan Asin ini, membuat lidah terasa hidup kembali. Untuk menghidupkan suasana seperti ini tidak harus menyajikan bahan dan menu yang persis sama dengan ini. Menu tersebut juga bisa diganti dengan bahan lain yang ada di sekitar kita. Namun yang terpenting, komponen utama yang wajib ada dalam menu tersebut adalah ingatan-ingatan yang menyenangkan.