Wawancara untuk Proyek Restaurant : Tasting Others

Berikut adalah hasil wawancara singkat Ayas dengan seorang turis bernama Laonie yang berasal dari Belanda. Wawancara ini dilakukan sebagai bagian riset proyek Restaurant : Tasting Others. Seperti yang sudah dituliskan di kalimat sebelumnya, wawancara ini berjalan singkat secara harfiah, dikarenakan narasumber tidak ingin diganggu dalam waktu berliburnya di Yogyakarta, dan juga karena ia baru tiba sehingga masih merasa jetlag. Alasan kami menuliskan wawancara singkat ini juga karena wawancara yang paling mudah untuk ditranskrip dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, demi alasan kepraktisan. Beginilah isi wawancaranya :

Ayas   : “Makanan apa yang lebih kamu pilih saat traveling?”

Laonie : “Vegan.”

Ayas   : “Sudah pernah makan masakan Indonesia atau makanan lokal di sini?”

Laonie : “Belum, saya baru sampai.”

Ayas   : “Apakah penting bagi kamu sebagai traveller untuk makan local food?”

Laonie : “Penting, tapi aku akan lebih memilih masakan India.”

Ayas   : “Loh, tapi ini kan di Indonesia, local food-nya masakan Indonesia dong, seperti sate, nasi goreng?”

Laonie : “Iya, tapi sulit karena saya Vegan, dan saya lebih percaya masakan India.”

Ayas   : “Maksudnya?”

Laonie : “Pertanyaan berikutnya saja.”

Ayas   : “Oke, berikutnya, kesan pertama yang dibayangkan tentang area Prawirotaman ini bagaimana?”

Laonie : “Tenang.”

Ayas   : “Adalagi?”

Laonie : “Belum tau.”

Ayas   : “Imajinasi apa yang kamu bayangkan ketika makan makanan lokal di Indonesia?”

Laonie : “Sangat berisik, banyak partikel-partikel udara yang kotor karena udara di sini cukup lembab, dan orang-orang yang cranky.”

Ayas   : “Lalu apa yang kamu pesan untuk makan malam mini?”

Laonie : “Vegan puff.”

Ayas   : “Kenapa memesan menu itu?”

Laonie : “Orang pasti akan cenderung memesan makanan yang mereka sukai.”

Ayas      : “Restoran-restoran di sini, seperti area turis lainnya, kebanyakan menyajikan menu-menu western atau dari negara lain, sejauh pengalamanmu apakah ada menu yang cukup otentik atau sesuai daerah asalnya?”

Laonie    : “Biasanya pizza, toppingnya dimana-mana sama saja, yang vegetarian, yang keju, atau yang lain. Mungkin juga kopi yang rasanya di manapun sama saja. Yang menurutku berbeda itu roti.”

Ayas   : “Kenapa vegetarian?”

Laonie : “Agar hewan-hewan lebih bahagia.”

Kemudian pelayan datang membawa Vegan puff dan sesi wawancara pun berakhir.