Spaghetti Bolognese Tanpa Daging

Oleh Elsa Safira Kinanti

Ilustrasi oleh Shilfina Putri

Setiap hari di tengah pandemi, saya cuma bisa duduk di depan laptop sambil mengerjakan tugas kuliah.  Tugas kuliah saya saat ini seru, saya harus membuat konsep makanan baru untuk konsumen vegetarian dan vegan di Eropa Barat. Kadang saya suka bertanya-tanya, kenapa teman-teman vegetarian vegan di Eropa Barat harus membawa gerakan baru ‘tidak makan daging’, padahal orang Indonesia sudah terbiasa makan sayur dengan murah. Gerakan mereka sungguh serius sampai ada kelompok ‘vegan vakansi’ yang mengajak kaum omnivora untuk libur dari makan daging sebagai bentuk penyucian spiritual dan fisik. 

Menariknya dalam etika kehewanan, produk makanan vegetarian dan vegan memiliki estetika yang berbeda dengan makanan organik, seperti yang dibahas di buku Semiotics of Animals in Culture: Zoosemiotics 2.0. Makanan vegetarian dan vegan memiliki estetika identifikasi, sedangkan makanan organik memiliki estetika kontras. Maksudnya, makanan vegetarian dan vegan memiliki kekhasan untuk menyerupai terhadap produk hewani (logika imitasi), sedangkan makanan organik membawa pesan keaslian dan retorika ketidaksempurnaan. Secara tidak sadar, saya pun ternyata menerapkan logika imitasi dalam resep saya ini.   

Bahan saus:

  • 1 buah bawang bombay, iris tipis
  • 2 siung bawang putih, geprek lalu cincang halus
  • 4 buah tomat, potong kecil
  • segenggam kacang merah yang sudah direbus
  • 5 buah jamur dipotong
  • 1 buah wortel dipotong dadu
  • minyak goreng
  • kecap inggris
  • totole (kaldu jamur), jika tidak ada bisa diganti garam dan gula

Cara memasak:

  1. Siapkan 200gram (atau secukupnya) spaghetti yang sudah direbus di tempat terpisah
  2. Panaskan minyak di wajan, tumis sebentar bawang bombay dan wortel
  3. Tambahkan bawang putih, jamur, kacang merah, tomat, tumis kembali
  4. Tambahkan kecap inggris, totole (atau garam gula), aduk rata
  5. Tuangkan saus di atas spaghetti yang sudah direbus, sajikan