Ikan Suwir dan Nasi Hangat

Oleh Citra Maudy

Ilustrasi oleh Shilfina Putri

Begitu mendengar imbauan untuk berdiam di rumah dan menjaga jarak, saya teringat suatu masakan yang membekas di masa remaja, yaitu ikan suwir. Saya dan ibu pernah membuatnya bersama dan menjadikannya persediaan pangan keluarga untuk beberapa kali makan. Ketika umur 12, saya pernah tinggal di Kalimantan selama 2 tahun. Tepatnya di kota Samarinda. Bagi saya, tinggal di sana sedikit banyak memperluas cakrawala cita rasa saya akan suatu masakan, utamanya untuk makanan di luar selera suku Jawa. Ikan-ikan di sana segar dan melimpah ruah. Harganya juga relatif murah dan jauh lebih setimpal bila dibandingkan dengan tempe atau tahu yang rasanya “enak” di sana.

Saya ingat betul bahwa kami berusaha hidup sehemat mungkin kala itu, karena kondisi ekonomi keluarga sedang tidak stabil. Suatu hari, ibu berimprovisasi membuatkan kami ikan suwir sebagai persediaan pangan. Musababnya, adik saya mengeluh bosan makan telur goreng. Lalu, ibu teringat akan makanan yang ia sebut-sebut sangat enak yang pernah diberi oleh rekan kerjanya. Alhasil, ia menyulap uang 25 ribu menjadi makanan ajaib bernama ikan suwir yang tahan beberapa hari untuk persediaan pangan keluarga kecil kami. Masakan buatannya lantas berhasil jadi santapan yang selalu saya nanti setiap pulang sekolah.

Sekembalinya saya ke Pulau Jawa, saya masih sering membuatnya ulang. Tentu dengan modifikasi sana sini sesuai isi kantong dan ikan yang tersedia di pasar. Selain tahan lama, buat saya makanan ini rasanya sangat yahud dan begitu praktis dihidangkan. Satu saran yang bisa saya tambahkan adalah makan bersama nasi hangat. Jangan remehkan kehadirannya di atas piring dalam mengubah kondisi hati di masa-masa sulit seperti saat ini. Bila dicampurkan secara sempurna, niscaya kolaborasi keduanya bisa garang begitu mendarat di lidah.

Bahan-bahan (untuk 5-7 porsi normal)

  • 350 gram ikan tongkol yang sudah digoreng/direbus hingga matang (alternatif lainnya bisa pakai ikan cakalang, tuna, pindang yang biasanya dijual di keranjang, atau ikan pelagis lainnya).
  • cabe rawit (jumlah sesuai selera)
  • 5 bawang merah
  • 2 bawang putih
  • 1 batang daun bawang
  • 4 lembar daun jeruk (bahan opsional)
  • Saos tiram (bisa beli ukuran ekonomis/sachet di pasar untuk sekali masak)
  • ½ sdt garam
  • ½ sdt bubuk kaldu ayam/jamur

Cara Memasak

  1. Suwir ikan yang telah matang sampai halus menggunakan dua buah garpu di tangan kanan dan kiri. Jangan lupa pisahkan daging dan durinya supaya lebih mudah ketika dimakan.
  2. Cabik-cabik daging ikan sampai teksturnya mirip seperti abon.
  3. Siapkan bumbu. Iris tipis cabe rawit, bawang merah, bawang putih, dan daun bawang. Bila kamu ingin menambahkan sedikit wewangian dan rasa yang khas, tambahkan daun jeruk. Potong batang daunnya, lalu iris tipis-tipis.
  4. Panaskan wajan dengan minyak. Minyaknya tidak perlu terlalu banyak, cukup untuk menumis bumbu. Masukkan semua bahan. Api yang sedang juga sudah cukup supaya minyaknya bisa menyerap dan memasak semua bumbunya secara merata. Tumis sampai kecoklatan dan harum, kira-kira 5-7 menit.
  5. Masukkan ikan suwir. Aduk supaya bumbu tercampur.
  6. Rasakan terlebih dahulu supaya bisa mengira-ngira seberapa banyak garam dan kaldu bubuk yang perlu ditambahkan. Tuang saos tiram juga secukupnya. Saos tiram memadukan rasa gurih dan asin bila dicampurkan dalam masakan, sehingga rasanya sedap. Aduk lagi bumbu yang baru ditambahkan sampai semua tercampur sempurna.
  7. Masak sampai bumbu tercampur rata dengan terus mengaduknya. Saya suka bila ikannya sedikit kering jadi rasanya akan seperti abon. Biasanya ini akan memakan sedikit waktu. Tetapi, kamu bisa sesuaikan dengan tekstur yang kamu suka.
  8. Bila sudah, cicipi lagi sebelum mematikan api. Diamkan sebentar. Lalu, sajikan dengan nasi panas.