Please Eat Wildly

Catatan Tiga Workshop Bakudapan Sebagai Imajinasi Siasat Hidup Masyarakarta Urban; Unpacking Embodied Knowledge, Living Leftover dan Please Eat Wildly

Jika membicarakan tentang dapur dan pengetahuan tentang makanan, tidak akan terlepas dari konteks lokasi dan budaya. Misalnya saja, ada beberapa pengetahuan tentang jenis alat masak yang digunakan di Indonesia namun tidak digunakan oleh negara lain. Atau bisa juga tentang konstruksi rasa enak di satu negara akan berbeda dengan negara lainnya […]

Resep Biskuit Bulgur Jengger Ayam

Resep ini pernah kami sajikan pada acara peluncuran Album Dialita di Beringin Soekarno, Kampus Sanata Dharma, Yogyakarta. Bahan makanan utama dalam resep ini adalah bulgur, menir (nasi jagung) serta bunga jengger ayam. Berdasar cerita-cerita dari ibu-ibu ex-tapol 65, bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang mengingatkan mereka akan masa dalam tahanan dan […]

Catatan Atas Kegiatan Observasi Pangan Liar di Lahan Terlantar

Semangat ngasak untuk mengenal pangan liar rupanya tidak terhalang oleh teriknya matahari siang itu. Berada di lahan bekas kebun Kakao di belakang Gedung Jogja Expo Center, sebuah kelompok kecil terdiri dari enam belas orang menghalau semak, dahan ranting yang menjalar untuk meraba, membaui, dan mencicipi maman ungu, sintrong, timun liar, […]

Dokumentasi Foto : Observasi Pangan Liar di Lahan Terlantar

Liar mempunyai banyak definisi di masyarakat kita, bisa berupa sesuatu yang tidak terawat, tidak mengikuti aturan, dan bahkan pengendara motor ugal-ugalan dapat dikatakan liar. Dalam dunia pertanian, manusia cenderung mengontrol apa yang seharusnya ditanam dan apa yang dibasmi, demi kepentingan produktivitas dan ekonomi. Sementara apa yang tidak ditanam dan tetap […]

Diary Berkebun (pt.1)

Berikut ini adalah tulisan yang diolah dari Emotional Diary berkebun milik Monika Swastyastu (Tyas). Dalam proyek “Please eat Wildly“, salah satu aktivitas utama yang kami jalankan adalah membuat kebun sendiri di halaman belakang kantor KUNCI Cultural Studies Center. Dalam menjalankan aktivitas berkebun kami menggunakan Emotional Diary  untuk mencatat pengalaman dan perasaan […]